Kamis, 27 Oktober 2011

Peluang Bisnis Pupuk Organik

Usaha Baru Produksi Pupuk Organik
Masalah, dilihat pihak lain seringkali justru adalah berkah. Sampah di perkotaan, yang di Indonesia di dominasi oleh jenis organik, dimanfaatkan menjadi pupuk organik karena penguasaan teknologi atas pengelolaan sampah dan material organik kini telah memungkinkan memenuhi kelayakan ( ekonomi, sosial dan lingkungan) diusahakan pada level skala kecil. Membuat pupuk organik pada lokasi di sumber sampah berada dengan paket biophoskko akan lebih menguntungkan dilakukan sebagai unit usaha berdampingan dengan usaha lainnya. Salah satunya adalah usaha jasa kebersihan, yakni pelayanan kebersihan suatu mall, kantor pemerintahan, kawasan maupun jasa kebersihan (cleaning services) gedung lainnya.
Industri pembuatan pupuk organik dengan menggunakan bahan baku berasal dari sampah dan limbah organik dari tempat yang justru memiliki sampah sebagai masalah, sama artinya dengan suatu kegiatan produksi tanpa biaya bahan baku, karena sampah dan limbahnya memang berharga nol atau bahkan negatif. Harga negatif adalah, ketika usaha pembuatan pupuk organik menggunakan sampah dan limbah sebagai bahan baku, pemilik sampah yang harus membayar berupa retribusi kebersihan atau typing fee. Merobah biaya menjadi pendapatan dapat dilakukan oleh pengusaha jasa kebersihan ketika sampah dan limbah yang harus dibuangnya dijadikan bahan baku proses produksi, atau mengubahnya menjadi material baru yang memberi kemanfaatan secara ekonomi. Penggabungan usaha jasa kebersihan dengan produksi pupuk organik telah menjadi usaha baru.

Peluang Bisnis Pupuk Organik

Pupuk organik bisa dibuat dalam bermacam-macam bentuk. Bisa dibuat curah,tablet pelet, briket, atau granul. Pemilihan bentuk ini tergantung pada penggunaan, biaya, dan aspek-aspek pemasaran lainnya. Salah satu bentuk yang banyak dipakai adalah granul. Membuat pupuk granul sebenarnya tidak terlalu sulit. Secara garis besar pupuk granul dapat dibuat dengan cara seperti di bawah ini.


Pengeringan Bahan

Bahan pupuk organik yang digunakan bisa dibuat dari pupuk kandang. Tapi perlu diingat pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang sudah ‘matang’ bukan yang baru keluar dari binatangnya. Bisa juga menggunakan kompos, baik kompos dari limbah pertanian, kompos dari sampah organik, atau humus yang langsung diambil dari tanah.
Langkah pertama adalah pengeringan. Kompos ini harus dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan alat pengering (rotary dryer). Kadar air kompos kering kurang lebih <20%.>
rotary dryer
Rotary dryer untuk mengeringkan kompos/pupuk organik.
Diamater alatnya kurang lebih 150 cm dan panjang 9 m.


Penggilingan dan Pengayakan

Kompos yang sudah kering kemudian digiling dengan mesin giling. Atau ditumbuk saja juga bisa. Tingkat kehalusan kompos yang diperlukan minimal 80 mesh. Biasanya aku memilin 100 mesh. Kompos halus ini kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh atau 100 mesh. Sisa bahan yang tidak lolos ayakan dikembalikan ke alat penggiling.


Penambahan Bahan-bahan Lain

Apabila diperlukan dapat pula ditambahkan beberapa bahan lain. Beberapa bahan yang sering ditambahkan adalah pupuk anorganik untuk meningkatkan kandungan hara N, P, K, atau hara mikro lainnya. Dapat pula ditambahkan dengan asam humat atau asam fulvat atau hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Apabila memungkinkan dapat pula ditambahkan dengan mikroba-mikroba. Cuma tidak semua mikroba bisa ditambahkan ke dalam pupuk granul. Banyaknya bahan yang ditambahkan berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Jenis dan dosis ini merupakan ‘rahasia perusahaan’ masing-masing. Ibaratnya masakan, jenis masakan bisa sama tetapi ‘ramuannya’ bisa berbeda-beda untuk setiap koki.

Granulasi

Setelah semua bahan siap, langkah berikutnya adalah pembuatan granul. Granul dapat dibuat dengan berbagai cara. Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan nampan biasa. Biasanya digunakan cara ini untuk membuat contoh granul skala kecil. Bahan yang diperlukan sekitar 300 gr - 500 gr. Caranya, bahan dimasukkan ke dalam nampan, tambahakan air + perekat (jika perlu). Kemudian nampan digoyang-goyang sampai terbentuk granul. Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah penambahan air/perekat. Jumlahnya harus pas, tidak boleh berlebih atau terlalu sedikit. Di sinilah seni-nya membuat granul.
Alat lain yang juga dapat digunakan untuk membuat granul adalah moleh pengaduk semen. Alat ini biasa digunakan oleh para tukang batu untuk membuat rumah dan dapat diperoleh di toko-toko penjual alat bagunan. Prinsip kerjanya sama seperti cara di atas. Pertama masukkan bahan ke dalam moleh. Hidupkan mesinnya. Sambil diputar-putar, masukkan air sedikit demi sedikit ke dalam molen hingga terbentuk granul. Setelah granul terbentuk, isi molen dapat dituang.
molen
Pembuatan granul dengan molen.
Alat lain yang khusus dibuat untuk granulasi adalah pan granulator. Alat ini berbentuk piringan yang berputar. Prinsip kerjanya sih masih sama dengan cara nampan di atas. Ukuran piringan bisa bermacam-macam. Kami memiliki pan granulator ukuran kecil dengan diameter 1 m dan ada juga yang berukuran 2.5 m. Cara kerjanya sama seperti yang telah disebutkan di atas.
pan granulator kecil
Pan granulator ukuran kecil yang kami gunakan untuk percobaan atau membuat prototipe pupuk organik. Diameter piringan kurang lebih 1 m.
pan granulator
Pan granulator ukuran besar di salah satu pabrik pupuk organik.
Setelah granul terbentuk, granul ini perlu diayak untuk mendapatkan ukuran granul yang seragam. Ukuran ayakan tergantung pada ukuran granul yang akan dibuat.
pupuk organik granul
Pupuk organik granul


Pengemasan

Langkah berikutnya adalah pengemasan pupuk granul. Ukuran kemasan bisa bermacam-macam. Kemasan-kemasan kecil bisa berukurang 1 kg, 5 kg, atau 10 kg. Kemasan juga bisa menggunakan karung dengan ukuran 25 - 30 kg. Kemasan biasanya terdiri dari dua bagian, bagian luar dan bagian dalam (inner). Kemasan bagian luar diberi merek/nama/logo perusahaan.